Ajian Asmaragama: "Hong hyang-hyang kamajaya dumateng kerasikan, surap-sara surap sareng asmara, prahasaning wanita (jabang bayine) kanang ulun cipta sing dayang aji asmaragama, myang wisesang paduka sang hyang kamajaya"

Ledakan Energi Seksual

Energi manusia kerap kali meledak akibat perubahan reaksi emosionalnya. Salah satu diantaranya, energi seksuil. Lantas bagaimana mengaturnya?

Jika Anda dikejar seekor binatang buas, pada waktu itu Anda mungkin mampu memecahkan rekor lari cepat, demi menyelamatkan nyawa Anda. Atau salah seorang keluarga Anda dianiaya orang lain, tentu Anda akan marah luar biasa. Saat itu Anda tak lagi peduli dengan kelemahan fisik yang Anda derita, berganti dengan keberanian yang mungkin dalam kondisi normal tak biasa Anda lakukan.

Surplus Energi Seksual
Para fisiolog dalam penyelidikannya terhadap orang-orang normal berpendapat bahwa lingkunganlah yang mempengaruhi otak, sedang otak mendorong alat-alat tubuh. Begitu pendirian Sherrington, Crile dan lain-lain.

Sebaliknya para psiko-analis –yang tentu saja menyusun hipotesanya dengan mengamati orang-orang ‘sakit’- malah berpendapat, alat-alat tubuhlah yang membuat otak bekerja. Tak kurang dari tokoh-tokoh terkemuka, Kempf, Freud, Adler dan Jung berpendapat demikian.

Lalu Walter B. Fitkin lebih tegas lagi mengatakan, “…di sinilah letaknya perbedaan antara orang normal dan yang tak normal”.
Kemudian ia melanjutkan, “Orang-orang biasa yang sehat kurang berminat akan segala masalah-masalah erotis. Reaksi mereka terhadap itu tak ubahnya seperti terhadap rasa lapar atau dahaga”.

Artinya, mereka baru melampiaskan nafsunya itu kalau betul-betul wajar dan termungkinkan. Kalau tidak, sebisanya mereka akan melupakan saja. Karena apa? Sekali lagi, orang-orang normal bisa menguasai dan mengendalikan energinya, termasuk energi seksual yang ‘ganas’ dan kuat itu. Sedang orang tak-normal, penyakit syaraf dan ‘lemah’, dirinya dikuasai oleh bagian-bagian alat tubuhnya. Pada prinsipnya mereka memang ‘orang-orang malang’.

Lantas apa yang bisa kita perbuat dalam mengatasi surplus dan desakan kuat energi seksuil tersebut? Dalil utama yang disarankan Walter adalah “salurkan pada pekerjaan yang membutuhkan banyak energi”. Misalnya bentuk-bentuk permainan, gerak badan, aktif dalam organisasi (yang minta banyak energi), dan sebagainya. Bahkan lebih disarankan mengutamakan cabang-cabang olah raga dan keasyikan yang terutama meminta tenaga besar dari otot-otot lengan, kaki dan punggung, serta bisa dilakukan dengan sendirian.

Selain itu segala pergaulan masyarakat yang secara langsung atau tidak, melingkupi taraf kehidupan asmara, yang merangsang reaksi-reaksi seksuil, sebaiknya dihindari sejauh mungkin.

Pergaulan yang terlalu bebas antara pria dan wanita, sehingga membangkitkan rangsangan-rangsangan erotis terus-menerus, yang lalu diperkuat oleh film-film, sandiwara dan roman picisan, berkemungkinan besar menyebabkan ribuan orang jadi ‘korban’ dan sedikit agak neurotis. Andaikata mereka ini bisa berada sendirian sambil menyibuki diri dengan pekerjaan-pekerjaan tangan yang berat-berat, maka besar kemungkinan mereka akan kembali normal. Tapi kendatipun begitu, perbedaan-perbedaan individuil jelas tak dapat dielakkan, sebab tak ada manusia yang benar-benar sama di dunia ini.

Kini persoalannya balik lagi pada diri kita sendiri. Maukah kita menjadi ‘raja’ atas diri kita sendiri, ataukah kita rela ‘diperbudak’ oleh kemauan ‘membabi buta’ alat-alat tubuh kita? Jawaban pertanyaan itu tentu ada pada masing-masing diri…!(Nilna Iqbal - PustakaNilna.com)
Hubungan seks adalah peristiwa yang indah dan nikmat anugrah Tuhan yang boleh dinikmati oleh suami istri sepuasnya.Ada perbedaan seks yang dinikmati oleh pria dan wanita. Secara khusus wanita lebih menekankan perasaan atau emosi daripada pria, untuk itulah para pria harus mengetahui jurus-jurus untuk mempraktekan hubungan seks untuk membahagiakan istrinya.Pria harus mengetahui bahwa wanita harus melalui proses untuk mengalami orgasme,diperlukan perlakuan hangat dan kasih sayang sebelum masuk kedalam hubungan seks, seperti memuji dirinya,karena wanita tak tahan untuk mendengar pujian yang akan meningkatkan mood-nya dan rangsangan seksual.Para pria atau suami harus juga mengerti bagian-bagian sensitif wanita yang mudah membuatnya terangsang seperti daerah telinga,bagian leher,pangkal paha dan juga puting susu.Pria haruslah mahir untuk memainkan bagian rangsangan ini untuk membangkitkan gairah istri.
Setelah rangsangan selama 15-20 menit dengan mencium bagian sensitif tadi "miss V" akan basah dan siap untuk melakukan penetrasi "Mr.P".Dalam penetrasi ini juga perlu tindakan halus dan bukan kasar dan terburu nafsu, gerakan dalam dan gerakan pendek diperlukan untuk menambah rangsangan dan orgasme wanita.Setelah wanita mengalami puncak dan orgasme biasanya ditandai dengan payudara yang mengencang,desahan nafas panjang dan terengah-engah.Selamat menikmati hubungan seks yang saling memuaskan.(id.shvoong.com)

.

Hot Myspace Comments