Jika anda tidak suka memakai kondom namun tidak mau pasangan anda hamil akibat persetubuhan yang dilakukan, maka anda dapat mencoba trik berikut ini.
1. Tanyakan pada pihak wanita kapan menstruasi hari pertama dan terakhirnya.
2. Setelah menstruasi berakhir, anda ambil jarak 5-10 hari. Dalam fase tersebut wanita sedang dalam keadaan subur dan siap dibuahi. Maka bila anda menginginkan momongan, saat paling tepat untuk menyetubuhinya adalah pada fase ini. Apalagi pada fase ini, wanita memiliki nafsu lebih besar dibanding hari-hari lain diluar fase. Jika anda sudah kebelet ingin jadi ayah, lakukanlah persetubuhan dengan pasangan anda pada fase ini untuk mendapatkan kenikmatan yang luar biasa plus momongan.
3. Setelah 5-10 hari, yaitu tibalah fase kering. Paling aman adalah hari ke-10 setelah menstruasi keatas. Dimasa ini, rahim tidak siap dibuahi, jadi fase ini adalah fase paling tepat untuk anda menyetubuhinya tanpa menggunakan kondom atau obat yang biasa disebut KB alami. Pada fase ini, nafsu wanita memang tidak sebesar pada fase nomor 2 namun yang penting anda dapat bebas aman berhubungan seks dan bersenggama lama-lama dengannya sampai anda puas. Masa kering ini berakhir bila wanita mengalami menstruasi kembali. Cukup lama bukan? Jika gairah seks anda sedang tinggi, anda dapat menggunakan kesempatan itu sepuasnya untuk berhubungan seks dan coitus tanpa menggunakan kondom dan tanpa takut pasangan anda hamil.
Tiap wanita memiliki fase yang berbeda-beda, namun pada normalnya adalah seperti yang tertulis diatas.( )
Berenang dan Oral Seks Dijamin Tak Bikin Hamil
Kasus kehamilan gadis 15 tahun akibat menelan sperma cukup menghebohkan. Meski kasusnya sudah pernah dimuat dalam sebuah jurnal ilmiah di Inggris, tapi masih banyak dokter yang ragu dan tidak percaya.Pakar seksolog Indonesia pun menjamin oral seks tidak membuat hamil. Begitu juga anggapan berenang di kolam renang umum akan membuat hamil karena sperma lelaki banyak yang keluar.
"Mitos itu harus diluruskan. Berenang tidak akan membuat hamil begitu juga dengan oral seks," kata Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS ketika dihubungi detikhealth.
Dalam British Journal of Obstetrics and Gynecology disebutkan bahwa seorang gadis 15 tahun di daerah Lesotho Afrika Selatan hamil karena menelan sperma. Kasus itu memang sudah berlalu 22 tahun silam, namun baru-baru ini kembali mencuat dan memunculkan kontroversi.
Para dokter yang pada saat itu menangani gadis tersebut juga kebingungan karena si gadis ternyata diketahui tidak punya vagina. Dokter menduga sperma masuk melalui saluran pencernaannya. Selain itu, sperma yang masuk ke dalam tubuh gadis itu pun diduga merupakan sperma super.
Namuan menurut pakar andrologi dan seksolog Prof Wimpie hal itu tidak mungkin terjadi.
"Ya nggak mungkin, jelas itu adalah mitos. Kebenarannya harus benar-benar ditelusuri sampai ke sumber awalnya. Kalau dokter disana bilang seperti itu, berarti dokter disana bodoh dan masih percaya mitos," ujar dokter yang mendapatkan gelar seksolog dari University of Washington, Amerika Serikat tersebut.
Menurut Prof Wimpie, sperma hanya akan menempel pada dinding rahim jika melalui saluran vagina.
"Apalagi dengan kasus nggak punya vagina seperti itu. Tidak mungkin kehamilan terjadi tanpa melalui vagina. Lagipula kalau sperma tertelan dan masuk ke lambung, harusnya kan keluar lewat anus, tidak mungkin masuk ke dalam rahim," ujarnya.
Gadis itu sendiri diketahui memiliki kelainan vagina yang disebut mullerian agenesis yang membuat sistem reproduksinya seperti vagina, leher rahim dan rahim tidak lengkap. Penderita mullerian agenesis akan kesulitan melakukan hubungan seksual dan akan merasakan sakit yang luar biasa jika dipaksakan bersenggama.
Prof Wimpie mengatakan pasti ada sesuatu yang ditutupi dari kasus hamilnya gadis 15 tahun akibat menelan sperma tersebut. "Mungkin saja ia melakukan proses bayi tabung atau pernah melakukan seks sebelum keadaan vaginanya seperti itu," katanya.
Kasus hamil yang ditutup-tutupi menurut Prof Wimpie memang banyak terjadi. "Banyak yang malu mengakui pernah melakukan hubungan seks. Jadi mereka bilang itu karena kecelakaan waktu berenang. Padahal berenang sudah jelas tidak akan bisa membuat seorang wanita hamil," tutur Prof Wimpie.
Selain itu, oral seks juga aman selama kedua pasangan sehat dan tidak berpenyakit. "Jadi sebelum mau melakukan oral seks, cek dulu punya penyakit atau tidak," ujarnya.(gnegus)